blog rsud sragen

menjalin silaturahim online

Pengantar Sang Guru

Bismillahirrahmanirrahim,

Dulkumat dan Dulkamdi adalah dua santri gaul di Padepokan Kyai Anshori. 😆 Pagi itu seperti biasanya, sambil menunggu apel di Padepokan.. keduanya menikmati minuman hangat di Kedai Mak Iffah.

Dulkumat menarik nafas panjang saat menatap raut wajah sahabatnya “Dul, aku bisa merasakan keresahan dan rintihan dalam dadamu” demikian Dulkumat mengawali percakapan pagi itu. “Maaf sekali lagi maaf, kalo aku boleh ikut merasakan lelah dan resahnya hatimu, sebenarnya ada apa sih Dul” tanya Dulkumat “Hmmm.. aku harus bersikap diantara dua pilihan” jawab Dulkamdi.

“jiahahaaaa.. baru mengikuti kajiannya Pak Lukman sekali saja, jawabanmu filosofis sekali” kata Dulkumat. “Berbahagialah Dul, karena kamu termasuk orang – orang yang dipilih oleh Alloh Ta’ala.. dipilih untuk menjalani penderitaan” hihihi “kamsudmu Dul..” tanya Dulkamdi. “Begini ehm hm hm.. ahiiing, 😛 persoalan manajuminem SDM di Padepokan ini ibarat kita punya sawah garapan. Namun kita hanya sebatas merasa memiliki tanpa pernah mau menengoki, menanami, memberi pupuk agar kelak kita bisa panen raya..” kemudian Dulkumat melanjutkan lagi “..dan ketika saatnya tiba, sawah garapan Pak Suto panen raya kita hanya punya sawah garapan tanpa bisa menikmati hasil panen raya..”

“Masalahnya bukan begitu Dul..” Dulkamdi membela diri “..Masalahnya adalah aku ingin mengerjakan sawah di pinggir kali itu”. Tampaknya Dulkamdi memilih pindah bidang tugas di Padepokan. Lalu Dulkumat menjelaskan lagi “Dul, bukan kita yang memilih sawah garapan tetapi sawah garapan-lah yang memilih kita, ingat itu..” “Lalu aku harus bersikap bagaimana Dul..” tanya Dulkamdi.

Dulkumat menarik nafas panjang dan mengeluarkan kertas berisi rangkuman tulisan ‘para guru – guru’ “ini Dul silahkan dibaca.. monggo” 😀

Pengantar Sang Guru:

  1. Saya tidak ingin berjiwa miskin yang hanya meminta dan menuntut.. tanpa pernah memberi sesuatu.
  2. Saya bekerja disini karena tradisi perjuangan Padepokan.. tanpa pernah berhitung lagi berapa tetesan keringat dan berapa langkah kaki yang dibuat.
  3. Saya akan mendahulukan sebuah upaya ketimbang hanya menunggu sebuah hasil.
  4. Sebuah langkah kecil yang dibuat akan menciptakan perubahan warna.
  5. Saya akan memberikan laporan pertanggung jawaban di Padang Maghsar dengan bahagia.

Filed under: Catatan Kecil Dulkumat

One Response

  1. cobaberbagi berkata:

    assalamualaikum
    point 5 merupakan cita2 saya

    Waalaikumssalam
    Amin amin.. barokallahu fikum 😉

Tinggalkan komentar